Cerita Tenaga Pengajar Hadapi Tantangan Pendidikan di Tengah Pandemi


Rabu, 25 November 2020 - 23:50 | kominfo.go.id

Jakarta, Kominfo - Proses belajar mengajar di masa pandemi Covid-19 turut memberikan tantangan tersendiri bagi tenaga pengajar maupun peserta didik. Pandemi menghilangkan proses pembelajaran tatap muka dan menggantikannya dengan proses pembelajaran jarak jauh (daring). Adaptasi baru ini membuat para tenaga pendidik harus berjuang ekstra keras untuk bisa menyampaikan materi pembelajaran, sehingga para muridnya bisa menyerap materi pembelajaran dengan maksimal.Tantangan berat dihadapi oleh Deswita Supriyatni, Dosen Pendidikan Jasmani Kesehatan Rekreasi STKIP Pasundan, Cimahi, Jawa Barat. Ia mengungkapkan, semasa pandemi, proses pembelajaran memang tidak optimal dalam penyampaian materi pembelajaran, karena biasanya materi yang ia sampaikan identik dengan tatap muka dan praktik. "Sekarang mau tidak mau harus melalui teknologi media atau tatap muka secara virtual. Hambatannya adalah ketika para mahasiswa yang ada di daerah tidak bisa menyimak maksimal karena terjadi gangguan koneksi internet," ujarnya dalam acara Dialog Produktif menyambut Hari Guru Nasional yang dihelat secara virtual oleh Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), dari Jakarta, Rabu (25/11/2020).Dalam dialog tersbut, Deswita mengaku harus mengatur ulang perencanaan keuangan keluarganya saat masa pandemi Covid-19, yang saat itu menurutnya mengharuskan kebutuhan primer dan biaya internet menjadi prioritas utama. “Kemudian, dengan bantuan dari pemerintah sangat membantu sekali sehingga perencanaan keuangan keluarga bisa kembali normal," tuturnya.Untuk memenuhi kebutuhan primer dan biaya internet yang menjadi prioritasnya, Deswita mengaku harus mengatur ulang perencanaan keuangan keluarganya saat masa pandemi Covid-19.“Kemudian, dengan bantuan dari pemerintah sangat membantu sekali sehingga perencanaan keuangan keluarga bisa kembali normal," ungkapnya.Hal serupa turut disampaikan Arya Wiratman, Guru SDS Islam Ibnu Hajar Cipayung, Jakarta Timur. Ia menyebut, kondisi pandemi saat ini memaksa proses belajar mengajar dilakukan jarak jauh secara virtual. Menurutnya, dengan adanya aktivitas ini membuat dirinya merasa bosan karena harus menyaksikan video pembelajaran secara daring."Sangat monoton, meski begitu kami tetap berusaha mengemas pembelajaran mirip seperti saat tatap muka di kelas," terangnya.Atasi Kendala Belajar Dengan Kuota GratisOleh karena itu, guna mengatasi hal tersebut, Arya mengatakan tenaga pendidik perlu melakukan terobosan dan kreatif dalam menjalankan proses pembelajaran jarak jauh ini.  Lebih lanjut, guna mendukung semua itu, pemerintah melalui Kementerian Pendikan dan Kebudayaan telah berupaya hadir dengan memberikan beberapa program bantuan, yakni Bantuan Kuota Data Internet bagi tenaga pendidik dan peserta didik."Bantuan Kuota Data Internet kepada 1,9 juta guru, 166 ribu dosen, 3,8 juta mahasiswa, dan 29,6 juta siswa sekolah, sejumlah 100 GB yang dialokasikan 50 GB setiap bulannya," paparnya.Kuota internet ini bisa dimanfaatkan oleh setiap jenjang pendidikan, baik negeri maupun swasta. Sebanyak 35,5 juta pendidik dan peserta didik di seluruh Indonesia telah menerima manfaat ini sejak September 2020 lalu. Mengutip hasil survei dari Lembaga Arus Survei Indonesia (Oktober 2020), tercatat sebanyak 85,6% responden menilai bahwa program Bantuan Kuota Data Internet ini meringankan beban ekonomi orang tua pelajar/mahasiswa dalam membeli paket internet.“Sebelum ada bantuan kuota internet, kondisi sangat sulit dan terbatas. Untuk memenuhi kebutuhan harus pintar mengatur keuangan keluarga dan menyisihkan agar kebutuhan kuota internet terpenuhi. Setelah ada bantuan sangat meringankan beban pengeluaran sehari-hari," ucap Arya.Senada dengan Arya, Sri Murni, Dosen STKIP PGRI Bandar Lampung, bercerita bahwa sebelum adanya bantuan gratis dari pemerintah, pihak sekolah tempatnya mengajar harus menyusun strategi secara matang agar dapat menyisihkan dana guna memenuhi kebutuhan pembelajaran."Sangat bersyukur dengan bantuan pemerintah baik dalam bentuk pulsa maupun Bantuan Subsidi Upah (BSU). Uang yang awalnya kami sisihkan untuk kuota bisa kembali kami pakai untuk memenuhi kebutuhan keluarga,” jelasnya.Alokasi Dana Subsidi UpahSelain Bantuan Kuota Data Internet, pemerintah juga memberikan bantuan melalui peluncuran BSU Bagi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Non-PNS di bawah binaan Kemendikbud dan Kemenag. Bantuan ini menyasar lebih dari 2,74 juta pendidik dan tenaga kependidikan non-PNS di seluruh Indonesia dengan mengalokasikan dana total sebesar Rp4,7 Triliun dari Kemendikbud dan Kemenag. BSU ini diberikan sejumlah Rp1,8 juta bagi setiap pendidik dan tenaga kependidikan dengan persyaratan pencairan yang sangat mudah. Sehingga dengan adanya program-program tersebut dapat membantu para penerima manfaat di masa pandemi Covid-19.Melalui peringatan Hari Guru Nasional ini, Sri Murni turut berpesan kepada seluruh anak didik di seluruh Indonesia, untuk tetap semangat menuntut ilmu. "Tetap termotivasi apapun kendalanya. Kepada teman-teman sesame pendidik lainnya, tetap tulus dan bertanggung jawab untuk mencerdaskan anak bangsa, karena itu adalah ibadah kita," pintanya. (hm.ys)

Baca lebih lanjut di kominfo.go.id

^ scroll to top