Seminar Nasional BroadBand Economy 11 Desember 2012


Kamis, 13 Desember 2012 - 10:00 | Gatot S Dewabroto
img-news

(Jakarta, 11 Desember 2012). Media transmisi sinyal jaringan pita lebar atau broadband yang berkembang pesat dan berinteraksi dengan ekonomi saat ini memiliki peran penting dalam menciptakan kondisi bagi pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Perkembangan teknologi dan ruang lingkup broadband sebagai enabler bagi perubahan struktural ekonomi menjadi semakin besar efeknya terhadap ekonomi dan kesejahteraan masyarakat karena mempengaruhi peningkatan jumlah sektor dan aktivitas ekonomi. Efek langsung broadband berasal dari dampaknya pada faktor-faktor pendorong pertumbuhan seperti inovasi, munculnya barang dan jasa-jasa baru, proses-proses baru, model-model bisnis baru, dan meningkatnya daya saing dan fleksibilitas dalam ekonomi .

Broadband itu sendiri sampai saat ini definisinya cukup bervariasi dan berbeda - beda diantara satu negara dan negara lain. Menurut Organization of Economic Cooperation Development (OECD) yang dimaksud broadband adalah jaringan transmisi dengan kecepatan 256 Kbps. Meskipun demikian, definisi broadband menurut negara - negara anggota organisasi tersebut ternyata berbeda satu sama lain dengan kisaran minimal 64 Kbps sampai dengan 1 Mbps.

Broadband secara umum memungkinkan peningkatan kinerja teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang secara mendasar mengubah bagaimana dan di mana aktivitas ekonomi dapat diorganisasikan. Dengan cara demikian, dampak signifikan pada ekonomi dapat diharapkan, misalnya karena broadband memungkinkan perubahan keorganisasian dan memudahkan koordinasi untuk meningkatkan perolehan produktivtias dari investasi keseluruhan pada TIK, meskipun sulit untuk secara jelas menunjukkan dampak ekonomi broadband dari dampat TIK secara umum .

Di Indonesia, broadband tampaknya juga berpotensi besar dalam pembangunan ekonomi. Hasil kajian Deloitte (2011) menunjukkan, bahwa internet sebagai salah satu elemen TIK telah memberikan kontribusi langsung sebesar 1,6 persen bagi PDB. Selain itu, data BPS (2012) menunjukkan kecenderungan adanya peningkatan kontribusi langsung sub sektor komunikasi (termasuk TIK) terhadap PDB, yaitu dari 1,3 persen pada tahun 2000 menjadi sekitar 3,2 persen pada tahun 2012. Oleh karenanya tidaklah mengherankan jika broadband mendapat perhatian serius dalam penyusunan kebijakan pembangunan ekonomi nasional. Dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang diluncurkan pada tanggal 27 Mei 2011 oleh Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono dinyatakan di antaranya, bahwa pengembangan jaringan broadband merupakan salah satu komponen pembentuk postur konektivitas nasional. Terkait dengan hal tersebut, maka pemerintah telah menargetkan pembangunan National Broadband Network (NBN) dalam kurun waktu 2010-2015 khususnya untuk jaringan fixed broadband.

Menyadari pentingnya broadband, Kementerian Kominfo pada tanggal 11 Desember 2012 selama sehari penuh mengadakan suatu seminar mengenai broadband economy di suatu hotel di Jakarta. Pembicara utama dalam seminar itu dan sekaligus yang membuka acara seminar nasional tersebut adalah Menteri Kominfo Tifatul Sembiring, dengan topik "Kebijakan Peningkatan Kapasitas Layanan Broadband untuk Mencapai Kemakmuran Masyarakat." Selain itu, seminar tersebut juga menjadi sangat menarik, karena turut juga menjadi pembicara utama lainnya adalah sejumlah pejabat tinggi yang mewakili Menko Perekonomian M. Hatta Rajasa, dengan materi "Sukses MP3EI melalui Pembangunan Infrastruktur Broadband", dan yang mewakili Menteri PPN/Kepala Bappenas Armida S. Alisjahbana dengan materi "Upaya Percepatan dan Akselerasi Pembangunan Broadband di Indonesia .

Dalam seminar ini juga diadakan diskusi panel. Diskusi pertama dengan tema "Broadband Sebagai Driving Factor Pembangunan Ekonomi" dengan nara sumber Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Marie Elka Pangestu, dengan materi "Peningkatkan Ekonomi Kreatif melalui Dukungan Broadband," kemudian juga Menteri Koperasi dan UKM Syarifuddin Hasan, dengan materi "Tantangan dan Peluang UKM dalam Pemanfaatan Broadband," dan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, dengan materi "Peran Penting Implementasi Broadband dalam Menciptakan Pertumbuhan Ekonomi di Daerah" dengan moderator Ketua Umum MASTEL Setyanto P. Santosa. Selanjutnya dilakukan pula diskusi ke dua dengan tema "Broadband Strategy: Teknologi, Regulasi, dan Pendanaan" dengan nara sumber Direktur Jenderal SDPPI Kementerian Kominfo Muhammad Budi Setiawan, Direktur Utama PT Telkom Arief Yahya, Direktur Utama PT Indosat Alexander Rusli, dan Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi dan Perdagangan Firmansyah dengan moderator Staf Ahli Menteri Kominfo bidang Bidang Komunikasi dan Media Massa Henri Subiakto .

Kepala Badan Litbang SDM Kementerian Kominfo Aizirman Djusan, selaku ketua penyelenggara menyatakan bahwa tujuan seminar ini antara lain mengkaji dampak sosia ekonomi broadband dalam rangka mensejahterakan rakyat Indonesia, memberikan pemahaman, knowledge dan menyamakan persepsi mengenai pembangunan ekonomi broadband termasuk pembangunan infrastruktur, teknologi dan regulasi serta implikasinya terhadap pembangunan sektor - sektor terkait sekaligus membantu Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) melalui pendayagunaan broadband economy. Seminar nasional tersebut diikuti oleh para pemangku kepentingan pembangunan sosial ekonomi broadband baik instansi pemerintah, industri, akademisi, lembaga perwakilan rakyat, lembaga swadaya masyarakat maupun unsur-unsur terkait lainnya.

----------

Kepala Pusat Informasi dan Humas Kementerian Kominfo (Gatot S. Dewa Broto, HP: 0811898504, Email: gatot_b@postel.go.id , Tel/Fax: 021.3504024).

Sumber ilustrasi: www.tutor2u.net/blog/files/shutterstock_1927697.jpg.

^ scroll to top